Baking & Travelling

Jumat, 04 November 2016

Explore Singapore

Liburan kali ini sengaja memang ingin mengajak orangtua jalan-jalan ke luar negeri. Singapura menjadi pilihan selain karena orangtua memang belum pernah berkunjung kesana, negara yang paling dekat dan tentu saja yang sering ada tiket pesawat promo. Pencarian tiket pun dimulai sejak awal tahun, kebetulan sekali ada email dari newsletter jetstar yang sedang promo 0 rupiah diluar pajak pada tiket pulangnya. Langsung saja saya melihat harga tiket untuk waktu yang saya incar. Harga tiket PP Jakarta-Singapore yang saya dapatkan untuk 4 dewasa dan 2 anak sekitar 5,9 jt. Cukup murah untuk tiket di penghujung weekend.

Beberapa bulan sebelum berangkat, saya mencari-cari pemilihan akomodasi yang ramah di budget karena pasti budget yang dikeluarkan untuk penginapan menjadi lebih banyak. Setelah mencari-cari berbagai situs akomodasi, akhirnya saya menemukan pilihan yang menurut saya cocok waktu itu yakni menggunakan Airbnb. Saya menemukan sebuah akomodasi yang cukup ramah di kantong dan tentunya sangat dekat dengan stasiun MRT yakni di daerah Chinatown. Airbnb sendiri merupakan situs akomodasi yang lebih banyak menyewakan penginapan sejenis hostel atau guesthouse. Saya mendapatkan penginapan hostel yang menurut reviewnya sangat bersih dan dengan lokasi yang strategis tepat di seberang stasiun MRT Chinatown. Saya mereview sedikit tentang kapsul pod yaitu akomodasi kami selama di singapura kemarin. Ketika kami sampai hostel, kami sempat terkejut dengan peraturan hostel bahwa anak-anak tetap harus membayar ketika menginap, sangat berbeda dengan peraturan yang berada di hotel. Ini pertama kalinya kami menginap di hostel ketika berada di luar negeri, kami tidak menyangka bahwa pihak hostel memberitahu bahwa kami harus membayar satu orang lagi yaitu anak kami yang berusia 7 tahun untuk asuransi menginap sehingga kami dikenakan biaya sebesar 80 dolar singapur. Peraturan hostel juga sangat ketat untuk wisatawan yang membawa anak kecil, kami diberitahu bahwa tidak boleh makan dan minum di dalam kamar. Namun, tidak ada peraturan secara tertulis konsekuensi dari peraturan tersebut. Peraturan-peraturan tersebut tidak tertulis di web airbnb sehingga kami pun tidak tahu bahwa ternyata hostel tempat kami menginap tidak cocok untuk wisatawan yang membawa anak kecil. Selain itu petugas hostel pun terkesan tidak ramah kepada anak kecil terbukti dari beberapa kali anak saya bermain-main di area loby hostel, mereka selalu mengawasi dan memberikan pandangan yang tidak bersahabat pada anak-anak. Ketika kami checkout, kami harus membayar denda karena noda kecil yang tertinggal di seprei atau handuk yang digunakan sebesar 60 dolar. Ini merupakan pengalaman pertama kami yang sangat tidak mengenakkan selama kami menginap di hotel maupun di hostel. Kalau dihitung secara keseluruhan dengan berbagai biaya yang kami keluarkan selama menginap di hostel ini, jauh lebih murah hotel karena peraturan di hotel yang lebih longgar dibandingkan hostel yang banyak sekali peraturan dengan denda yang diterapkan.

Saya cukup terkesan dengan dekorasi bandara Changi, ketika bulan april lalu kami berkunjung, bandara Changi sedang bertemakan bunga tulip. Sedangkan ketika kemarin kami kesana, sedang bertemakan burung merak dengan berbagai bunga cantik pada sayap merak. Sepertinya memang bandara Changi layak menyandang the best airport karena selain memanjakan wisatawan dengan penataan dan dekorasi yang apik, bandara ini juga dilengkapi berbagai fasilitas yang memanjakan wisatawan seperti kursi pijat dan ruang tunggu untuk menonton film. Ketika sampai singapura, kami memutuskan menggunakan uber sebagai transportasi kami menuju hostel yang telah dipesan. Tarif uber di singapura jauh lebih mahal dari di Indonesia, sebagai contoh jarak tempuh dari bandara Changi ke Chinatown yang tidak terlalu jauh, kami harus mengeluarkan biaya sebesar 30 dolar. Namun harga tarif ini menurut saya sebanding dengan kenyaman keluarga mengingat saya membawa balita dan orangtua yang tidak bisa terlalu lelah jika menggunakan moda transport MRT. Selain kenyamanan, kami juga bisa melihat pemandangan selama perjalanan, hal yang tidak kami dapatkan jika kami menggunakan MRT. Perlu diperhatikan ketika memesan uber di Singapura, pastikan bahwa kita memilih kapasitas mobil yang sesuai dengan jumlah penumpang, karena ada beberapa driver uber yang tidak mau mengantar jika kita memilih uber yang berkapasitas dibawah jumlah penumpang. Jika terjadi hal seperti itu, kita harus membayar denda karena tidak memilih uber dengan kapasitas jumlah penumpang yang sesuai.

Beberapa tujuan kami di Singapura antara lain the merlion, garden by the bay, kawasan orchard, chinatown dan kawasan bugis serta haji lane. Kami mengunjungi merlion pada minggu pagi dengan menggunakan MRT dan turun di stasiun rafles place, lalu dilanjutkan jalan kaki menuju one fullerton. Setelah dari merlion, kami menuju singapore flyer yang tidak terlalu jauh dari merlion. Kami memesan tiket singapore flyer memalui situs online, dan memang kami tidak merencakan kesana, keputusan untuk naik wahana ini secara spontan saja. Tiket singapore flyer sekitar 33 dolar singapur. Singapore flyer ini berbentuk kapsul raksasa yang dapat dinaiki sekitar 15 orang di dalam satu kapsul. Durasi waktu untuk menaiki wahana  ini sekitar 45 menit dalam satu putaran lambat. Dari wahana ini kita bisa melihat pemandangan seluruh kota Singapura. Setelah puas menaiki Singapore flyer, kami melanjutkan perjalanan menuju garden by the bay yang terletak bersebrangan dengan singapore flyer.

Kami memesan tiket garden by the bay dari situs klook, kami mendapatkan harga termurah dibanding situs booking tiket wisata lainnya, yakni perorang sekitar 200rb. Garden by the bay sendiri terdiri dari 3 bagian utama yaitu flower dome, cloud forrest dan sky tree. Bagi pecinta tanaman dan taman, sangat direkomendasikan sekali berkunjung kesini karena berbagai tamanan dan taman yang yang sangat cantik memanjakan mata wisatawan. tempat wisata ini cocok sekali untuk wisata keluarga. Sayangnya kami tidak sempat menuju sky tree karena hari sudah sore dan anak serta orangtua saya juga sudah cukup lelah untuk menjelajah lagi, sehingga kami putuskan untuk kembali ke hostel.

 Tema di bandara Changi selalu berubah-ubah, bulan april lalu bertemakan bunga tulip, bulan oktober ini bertemakan merak


 suasana keluar stasiun MRT Chinatown

salah satu latar dinding di stasiun MRT, tepatnya saya lupa berada di stasiun MRT apa

 minuman favorit kalau ke Singapura, saya selalu membeli ini dalam perjalanan menuju merlion, kedai kopi ini terletak di area rafles place




forrest cloud ini seperti hutan di dalam ruangan, kita bisa menikmati suasana hutan dengan cara yang asyik yaitu tetap sejuk karena didalam sebuah dome yang dilengkapi dengan AC



suasana di dalam cloud forrest, salah satu bagian dari garden by the bay.






di dalam flower dome




di dalam flower dome terdapat berbagai tema taman dari seluruh dunia, salah satunya taman mediterania ini



helix bridge, jembatan di dekat marina bay dan the merlion

kincir raksasa atau singapore flyer


suasana di dalam kapsul singapore flyer

suasana malam di chinatown

beberapa pernak pernik di salah satu toko cenderamata di Chinatown

 salah satu cemilan yang wajib kalau berkunjung ke orchard


spot foto di depan ion orchard

di dalam mesjid sultan,  terletak di jalan arab hanya berbeda satu blok dengan Hj lane

tampak depan mesjid sultan yang terletak di jalan arab, dekat dengan kawasan bugis

salah satu toko di haji lane, di sepanjang jalan ini banyak sekali toko-toko cantik dan unik yang memanjakan mata


haji lane, kawasan yang terkena dengan art graffitinya